Berita Utama

Pembuatan Home Decomposter oleh KKN Universitas Jenderal Soedirman untuk Desa Nusadadi

Dilihat : 417 Kali, Updated: Senin, 10 Juli 2023
Pembuatan Home Decomposter oleh KKN Universitas Jenderal Soedirman untuk Desa Nusadadi

Home Decomposter adalah alat yang dirancang untuk mendaur ulang limbah organik di tingkat rumah tangga. Alat ini menggunakan metode pengomposan untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk yang berguna. Tim KKN dari Universitas Jenderal Soedirman menyadari potensi besar yang dimiliki oleh home decomposter dalam mengurangi masalah sampah dan memperbaiki lingkungan. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk memperkenalkan teknologi ini kepada penduduk desa Nusadadi.

Proses pembuatan home decomposter dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan sumber daya yang tersedia di desa. Tim KKN berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk membangun alat yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Mereka menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan terjangkau, seperti drum bekas atau ember plastik. Selain itu, mereka juga menyediakan bahan-bahan tambahan seperti starter kompos dan bakteri pengurai untuk mempercepat proses pengomposan.

Setelah alat selesai dibuat, tim KKN memberikan pelatihan kepada warga desa Nusadadi tentang cara menggunakan home decomposter dengan efektif. Mereka menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk memasukkan sampah organik ke dalam alat, menjaga kelembaban yang tepat, dan memastikan kondisi lingkungan yang optimal untuk proses pengomposan. Melalui pelatihan ini, penduduk desa diberdayakan untuk mengelola limbah organik mereka sendiri dan menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas.

Pembuatan Home Decomposter oleh KKN Universitas Jenderal Soedirman untuk Desa Nusadadi

Penggunaan home decomposter di desa Nusadadi memberikan berbagai manfaat. Pertama-tama, ini mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, mengurangi beban lingkungan dan potensi pencemaran. Selain itu, penggunaan home decomposter juga mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia, karena penduduk desa dapat menggunakan pupuk kompos yang dihasilkan sebagai alternatif yang ramah lingkungan. Ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga meningkatkan keberlanjutan pertanian di desa.

Selain manfaat lingkungan, pengenalan home decomposter juga memberikan dampak sosial yang positif. Masyarakat desa Nusadadi merasa lebih berdaya dan memiliki peran aktif dalam mengelola limbah mereka sendiri. Mereka belajar tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan bagaimana itu dapat berkontribusi pada keberlanjutan desa mereka. Selain itu, pelatihan dan kolaborasi dengan tim KKN dari Universitas Jenderal Soedirman juga memperkuat ikatan antara universitas dan masyarakat desa, menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.

Pembuatan home decomposter oleh KKN Universitas Jenderal Soedirman untuk Desa Nusadadi adalah contoh nyata upaya kolaboratif dalam mengatasi masalah lingkungan. Dengan menggunakan pendekatan partisipatif, tim KKN berhasil memperkenalkan teknologi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat setempat. Langkah ini tidak hanya mengurangi dampak negatif sampah organik, tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan dan kemandirian masyarakat desa. Semoga inisiatif semacam ini dapat terus berlanjut dan diadopsi oleh komunitas lain untuk membangun masyarakat yang lebih berkelanjutan.

Komentar